Sebuah Pengakuan


Terlalu lama saya buta, atau mungkin juga pura-pura buta, aku sendiri bingung untuk membedakanya. Sama seperti manusia lainya, ketika saya melihat sesuatu yang saya benci, saya akan cenderung menyangka bahwa setiap yang keluar darinya adalah hal yg tak baik. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Saya pun pernah membenci seseorang. Bahkan saya sendiri selalu mencari pembenaran atau setidaknya alasan bahwa yg dilakukanya bukan hal baik, pasti selalu ada maksud tersembunyi. Bertahun-tahun berusaha mencari sisi baiknya pun tak membuahkan hasil. Alam bawah sadar saya hanya selalu bisa mengingat segala hal tak baik tentangnya. Saat hal tersebut terjadi seolah saya bisa menyebutkan segala hal tak baik yg pernah dilakukanya, bahkan tanpa terlupa sedikitpun.
Tak jarang pula saya membicarakanya di belakang, padahal saya tahu pasti bahwa itu dosa. "Ah, demi masa depan yg lebih baik", seringkali hal tersebut terbersit dalam hatiku. Padahal jika ditelisik lebih lanjut, sepertinya itu hanya alasan bodoh saja agar saya tak merasa berdosa.

Namun hari ini sepertinya Alloh telah menamparku. Rasa sakitnya lah yg kemudian memaksa mataku untuk melihat lebih seksama, "kenapa aku ditampar"?. Ah, ternyata kebencianku terhadap seseorang menutupi kebaikanya. Dengan sedikit membuka mata dan melihatnya kembali, ternyata aku sadar bahwa aku lah yg selama ini pura-pura buta. Kini benar-benar kulihat kebaikan darinya dan telah jelas segala keburukanku.

*Oleh Hazjime

Comments